Tatkala Cik dan Cak Berseminar Ilmiah

Khamis lalu (20/05), Departemen Hubungan Antarbangsa Unair menjamu
tamu dari negeri Ipin Upin dalam sebuah seminar ilmiah bertajuk “Peran
Pemuda dalam Menjembatani Krisis Indonesia – Malaysia”. Tamu ini
adalah para mahasiswa Kelab Politik Universiti Sains Malaysia.
Nampaknye, mereka hadir didampingi oleh dua dosen dan satu macam Dekan
begitu bernama Prof. Madya Dr. Baba Ismail.

Saye saat itu berkebagian aktivitas sebagai notulen bersame Maria dan
Mitha. Ada sikit rase senang juga deg-degan tatkala harus mencatat
poin-poin penting pembicaraan mereka. Apalagi ada satu dari empat
student USM yang sampaikan presentasinya bercakap English. Namanya
‘Aina. Dia parasnya lumayanlah. Berhijab. English-nya cukup fasih.

Keempatnya memang lebih banyak cerite soal domestik negeri mereka. Ada
tentang masyarakat pribumi, transisi demokrasi, peta kekuatan politik,
sama sistim education di Malaysia. Padahal, kami tuan rumah harapkan
sedari awal agar mereka berfokus pada tema yang kami tawarkan. Namun,
tak apalah. At least, ada pemahaman dan pengetahuan baru yang kami
dapatkan.

HI Unair sendiri diwakilkan oleh Mira Dia Lazuba. Mahasiswi Ilmu
Hubungan Antarbangsa 08 ini menjadi presenter pertama setelah Prof.
Ismail sampaikan pidato catatan kunci (keynote speech)-nya. Adalah
perasaan bangga dan haru tatkala Sang Profesor berujar, “Kunjungan ini
untuk mempererat silaturrahim.” Cakap beliau yang sopan, begitu juga
para mahasiswanya, membuat kami senang dan berseri. Bagai bersua
dengan saudara yang baru pulang dari rantauan.

Oya, sedari masuk di Aula Gedung C, saya tak henti pandangi pakaian
mereka yang berwarna terang-terang, berbahan bagus, dan
panjang-panjang itu. Khas melayu. Wajah mereka juga melayu. *Eh,
melayu dalam bahasa Jawa artinya berlari lho* Tampak pula dua atau
tiga wajah etnis India.

Ya ampun! Pengalaman unik bagi saya. Terlebih saat menyimak mereka
bertutur, banyak kata lucu yang diterima telinga awak.

Malaysia, kau unik! Indonesia, apalagi. Hehehe…