Juni 2019. Buku kumpulan cerita pendek (cerpen) perdana saya akhirnya terbit. Judulnya Rindu Lindu. Ini buku solo ketiga saya setelah Travelicious Lombok – panduan perjalanan (2011) dan Ombak Oranye – kumpulan puisi (2017). Apa artinya ini? Mengapa saya menulis fiksi? Mengapa tidak bermain di ranah nonfiksi saja? Bagi saya, menulis adalah aktivitas penjelajahan. Menulis adalah cara untuk keluar dari penjara pikiran. … Baca lebih lanjut
Filed under Karya …
Pameran Puisi Visual ‘Gastronout’
Tadi malam, Jumat (13/7), saya menghadiri acara pembukaan Gastronout di Cannopi Kafe, Sidoarjo. Ini adalah salah satu mata rantai Road to Soundrenaline dari A Mild. Arsya, kawan seniman lukis dari komunitas Serbuk Kayu, mengajak saya kolaborasi dalam puisi visual. Saya bikin 10 puisi anyar, lima seniman muda di komunitasnya yang membuat ilustrasinya. Saya ajak tiga … Baca lebih lanjut
Kembali Menulis Puisi
Mengamati gerak sebuah penerbit yang belakangan ini rajin menerbitkan buku-buku sastra, khususnya kumpulan cerpen dan puisi, saya merasa dibangkitkan. Saya ingin punya buku kumpulan puisi juga. Oke, ini bukan ikut-ikutan semata. Tapi, saya sungguh kangen bisa menerbitkan buku solo lagi setelah 5 tahun Travelicious Lombok hadir di tengah pembaca. Saya sempat terpikir menulis buku traveling lagi. Saya … Baca lebih lanjut
Apakah Awan?
Apakah kau pikir awan hanyalah kapas yang saban hari mengapung di langit? Apakah kau kira awan tak bisa menghapus lara yang lama bertahta? Apakah kau anggap awan hanyalah omong kosong titik air yang lewat sejenak tanpa mengandung makna? Apakah awan cuma mengulang pola sebagaimana hati yang kebas pada suka duka? Jika awan kau tanya, mungkin … Baca lebih lanjut
Buka Lebar Pintu Toleransi
Surat di bawah ini terpilih sebagai salah satu pemenang Lomba Menulis Surat untuk Calon Presiden 2014 yang diadakan oleh Inspirasi.co. Kepada Calon Presiden 2014 yang saya kasihi. Saya merangkai surat ini di dalam kamar yang gelap. Lampunya memang sengaja saya matikan. Biar saya bisa fokus menghadap layar netbook saya. Ini salah satu cara saya … Baca lebih lanjut
Van der Wijck di Ummi
Desember silam, saya memenuhi undangan Plan Indonesia PU Kebumen menghadiri peluncuran buku “Kebumen Menuju Kota Layak Anak”. Sebagai salah satu dari tim penulis, sebuah kebahagian bagi saya melihat kelahiran buku tersebut secara langsung. Apalagi ketika para undangan membuka-buka buku itu sebagai salah satu benda yang mengisi goodie bag mereka, saya senyum-senyum senang. Saya tak cuma … Baca lebih lanjut
Pelancong Terbang Nirsayap
“Levitasi mengajak kita keluar dari belenggu rutinitas keseharian yang kadang menjerat.” Mas Iwan meneguhkan dirinya bahwa ia seorang ekonom. Menulis, fotografi levitasi, traveling, wisata kuliner adalah hobinya. Ia juga tertarik pada filsafat, sejarah, juga arsitektur. Bagi saya, ini kombinasi yang menarik. Artinya, beliau memiliki perspektif yang luas. Dan, ini tampak dari tulisan-tulisannya. Beliau juga rajin … Baca lebih lanjut
Apa Komentar Pembaca Love Journey 2: Mengeja Seribu Wajah Indonesia?
Satu bulan setelah diterbitkan, ada beberapa komentar yang masuk ke saya terkait buku Love Journey 2: Mengeja Seribu Wajah Indonesia. Sejauh ini memang komentar-komentar yang positif. Hal yang paling sering diapresiasi adalah kualitas kemasannya, meliputi kover, kertas, cetakan, dan hal-hal fisikal lainnya. Tapi, tentu saja, tiada yang lebih berarti ketika komentar itu terkait isi atau … Baca lebih lanjut
Meninjau Ulang ‘Mengeja Seribu Wajah Indonesia’
Hari ini, saya kelar membaca Love Journey #2: Mengeja Seribu Wajah Indonesia. Buku yang diterbitkan oleh De Teens, lini Diva Press, ini adalah antologi 25 kisah perjalanan dari para traveler writer. Mereka antara lain: Dee An, Arabia, Dwi AR, M. Saipul, Dinar Okti Satitah, Huzer Apriansyah, Dina Y. Sulaeman, Bustomi Menggugat, Dian Onasis, Ary Amhir, … Baca lebih lanjut